Kubah langit terlihat gelap...
Awan terasa sangat dekat, ketika dirinya berdiri diujung langit ini, mencari sesuatu yang tak terkatakan, sesuatu yang seharusnya terasa pas untuk mengisi relung hati , desahan nafas panjangnya terasa sangat panas walaupun langit ini sedang menangis, Tertunduk karena letih sudah dengan semuanya, kisah hidupnya yang selalu jauh dari plot kebahagiaan walau dengan sekuat tenaganya tuk megubah script hidup ini dengan asanya, tenaganya, semua yang dapat di sebut sebagai sumber kekuatan..tetap saja buntu, tak ada di temukan jalannya… Kesunyian yang sangat mencekam dan menusuk diujung langit ini telah membawanya kedalam tahap terakhir akan kesadaran kekuatannya sebagai manusia ya manusia biasa.. Tersadar banyak yang tidak dapat dilakukan sendiri, manusia biasa ini telah diciptakan dengan segala keterbatasan dan kekurangannya, dengan kelebihan dan keunikannya, diciptakan bahkan sebelum terbentuk dalam rahim wanita dan dilahirkan tanpa sesuatu yang dapat dibanggakan, yang ada justru kelemahan dan ketidaksanggupan yang mengukuhkan manusia sebagai mahkluk social. Rasa haus untuk dicintai dan mencintai, terkadang membuat manusia biasa ini menjadi mahkluk yang sangat egois. Padahal dia tahu dan sangat sadar jauh di dalam hatinya, nuraninya yang selalu mengatakan kebenaran yang sesungguhnya kalau yang monster egoisnya tekadang melukai banyak manusia lainnya yang berada dalam lingkaran kehidupannya, manusia manusia yang hadir untuk melengkapi kehidupannya dan mengukuhkan ketidaksanggupannya.
Klise…
Seharusnya dia sadar kalau diapun butuh orang lain untuk memenuhi rasa hausnya untuk dicintai. Semakin lama semakin dia terpuruk dalam kehidupan kelamnya, semakin terikat dengan kutuk yang mengikutinya begitu dia lahir didunia ini, hatinya semakin pekat dengan kepahitan yang berakar subur dihatinya, dengan sadar dia berenang didalam kubah dosanya yang pekat seperti kermizi. Dosa, tak ada seorangpun yang dapat menginterpretasikan bentuk dari kata dosa. Dia adalah dia, itu yang ada didalam pikirannya yang terkadang telalu logika bahkan untuk hal yang membutuhkan sesuatu yang lebih dari logika dia tetap berargumen dengan logikanya dan selalu berakhir buntu, tak ada jalan keluar tetap tidak membuat dia sadar akan keterbatasannya. Begitu malam datang dengan kegelapannya menutupi bumi, ketika manusia manusia yang lain terlelap dalam tidurnya, ia tak dapat menutup matanya, ada sesuatu yang selalu membuat dia terjaga, memicingkan mataya, rona wajahnya yang tegas dan angkuh berubah menjadi pucat seakan ada yang membuatnya takut, sesuatu yang mencekam, ketegarannya yang biasa terlihat hilang begitu saja. Setiap datangnya malam membuatnya tersiksa, bahkan dia tak dapat menjelaskan ketakutannya. Sewaktu sang surya mulai menampakkan sinar keemasannya, manusia manusia yang lain terbangun dari tidurnya yang nyenyak, dengan pipi yang merona, kesegaran yang berbuah semangat untuk merenda hari tetapi tidak dengan dia, dia merasakan rasa berat di pundaknya, raut pucat dan kekhawatiran terpancar dari wajahnya terutama binar matanya yang mulai redup, tetapi kembali dengan Monster egonya dia dapat menutupi semua itu dari manusia manusia yang lain, tetap menunjukan kalau dia baik baik saja dan tetap lebih hebat dari manusia lainnya. Semakin lama, sesuatu dipundaknya itu semakin berat, semakin membuat dia menderita. Rasa ketakutan setiap malam makin mencekam, ditambah letih karena sudah mencoba semua cara untuk menyelesaikan semua itu,,tetap saja berakhir BUNTU…….. Akhirnya sesuatu mengalir keluar dari matanya, sesuatu yang dibawanya dari lahir, sesuatu yang dapat dengan jelas menunjukan kegalauannya, kesusahan hatinya, kesedihannya.. air mata itu mengalir dengan deras, menangis, hal yang paling dia tidak sukaipun akhirnya terjadi,, mengeluarkan semua rasa katakutannya, merintih,terisak isak dan akhirnya meraung dengan keras memuntahkan semua yang berkecamuk dihatinya.. Saat dia menangis dia merasakan hatinya terluka, tersakiti dan tak dapat menghentikan luka yang semakin melebar dan bernanah dihatiya..raungannya sangat memilukan. Dia sadar betul dia sendiri, dalam sepi, seketika terlintas dipikiranya sudah,,, inilah akhir dari dirinya, merana berujung duka, kekelaman dan kegelapan yang akan menjadi teman abadinya.. Dia berada pada titik terendah dlm hidupnya, dia tersadar kalau dia letih sudah menjalani semuanya, lelah mengandalkan logika dan asanya… Manusia biasa itupun tertidur dlam keletihannya dan tentu saja tetap dengan air mata mengalir dari matanya, dengan beban dipundaknya……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Saat dia tertidur, ada seberkas cahaya yang menghampirinya, cahaya itu tidak menyilaukan mata tapi cukup membuatnya terbangun,, cahaya itu berpendar dengan lembut didepannya. Dia pun terbangun, terduduk….kagum, terpana,, merasakan kenyamanan yang dibawa oleh cahaya itu, cahaya itu mendekatinya,, memeluknya dengan lembut, kemilau cahaya itu tak menyakitinya dan dia pun tak berusaha untuk menolak pelukan cahaya itu.. sekali lagi dia menangis tetapi kali ini berbeda, tangisannya meraung menghilang oleh bias cahaya itu.. sinar cahaya itu membuatnya tenang, dengan seketika tenaganya yng hilang terkuras karena beban itu terisi kembali. Dia pun mencoba memegang cahaya itu dan berbisik untuk tidak meninggalkannya..cahaya itu mengangguk dengan lembut dan kembali membawanya kedalam pelukannya yang sangat damai, diapun tak mau beranjak dari hadirat cahaya itu, Sesuatu terlintas dibenaknya tentang cahaya itu, dari mana dan kuasa apa yang dimiliki cahaya itu sehingga dapat mengusir semua kagalauan dan rasa takutnya selama ini. Diapun terkejut kalau ternyata cahaya itu tau tentang apa yang dipikirkannya. Cahaya itupun mulai berujar tentang dirinya, cahaya berkata kalau dia adalah sesuatu yang dapat membebaskan manusia itu dari semua bebannya,cahaya adalah damai, ketenangan hati, kasih.Cahaya pun berujar kalau dia selalu menanti manusia biasa itu, menungguinya, mencoba untuk bertegur sapa dengan manusia biasa itu tapi tidakbisa, itu dikarenakan monster ego yang ada didalam manusia itu..lalu cahaya itu bersinar lebih terang lagi dan ketika itu manusia itu melihat sesuatu dai cahaya itu,, ya dia melihat dirinya dengan segala kejahatannya, dia terhenyak ketika melihat rupa dari monster egonya, begitu menyeramkan dan menakutkan.manusia itu pun melihat sosok cahaya itu. Ketika dia, manusia biasa itu melukai manusia manusia lainnya,, cahaya itu menangis, dia meredup ketika manusia biasa itu berenang dalam kubang kermizinya. Cahaya pun berbisik kepada manusia biasa itu, “aku sangat tidak suka itu, kau melakukannya berulang ulang dan itu membuatku sedih.” Manusia biasa itu pun berujar. “maafkan aku, aku tidak tahu kalau kau akan begitu terluka melihat semua itu. Lalu kenapa kau tidak melarangku, tidak menghentikanku dari semua itu?” “ Aku tidakbisa.” Jawab cahaya itu. “kenapa? Jelaskan kepada ku kenapa tidak bisa?” desak manusia biasa itu dengan menggebu gebu. Cahayapun berkata, “aku tidak dapat melakukannya,karena kau diciptakan dengan kebebasan yang harus kau pertanggungjawabkan nanti, aku tak dapat memaksakan kehendakku untuk menghentikan semua itu, hanya dengan kesadaranmu atas ketidakberdayaanmulah aku dapat bekerja, menjadikan semua yang ada di dirimu baru. Tidak dengan kekuatanmu, logikamu. aku dpat bekerja, hanya rasa berserahmulah maka kuasaku nyata.” Manusia biasa itupun terdiam, terhenyak lalu dia mulai menangis, rupanya ini yang dia cari selama ini , rasa aman dan damai bersama cahaya itu, tak pelak selalu ada yang menghantuinya..maka manusia biasa itupun berkata bahwa dia akan melakukan apa saja agar cahaya itu mau tinggal bersamanya. Sang cahaya berkata bahwa manusia itu harus membuang jauh monster ego yang ada di dalam dirinya, begitu juga kepahitan, kesombongan juga meninggalkan kubang kermiziku. Manusia itu terdiam sesaat, lalu siapa yang akan mengganti kekosongan yang akan ada nanti tanyanya dalam hati lagi lagi rupanya sang cahaya tahu apa yang ada dibenakknya dan menjawab kalau ia akan memberikan kasih untuk menggantikan itu semua juga damai yang dicari selama ini. Manusia biasa berpikir keras namun seketika dia sadar kalau ada sesuatu yang tak dapat dijangkau oleh logika manusia, maka ia pun bersedia melakukan yang diminta oleh cahaya itu. Sesaat ia melepaskan Monster ego itu, dia melihat kubang kermizinya berubah menjadi putih berpendar menyinari hatinya, beban yang ada dipundaknya telah diangkat. Ia pun merasakan kelegaan yang sangat yang tak pernah dia rasakan dan yang pasti dia terus cari. Akhirnya dia pun menemukan sesuatu yang pas untuk mengisi relung hatinya, cahaya itu telah membawanya kepada kebenaran dan keselamatan yang menjadi teramat berharga untuk manusia itu. Sejak saat itu jika manusia itu berlari keujung langit bukan untuk mencari sesuatu yang hilang tetapi untuk bertemu dan masuk dalam hadirat cahaya itu dan merasakan damai yang sangat luar biasa itu. Manusia itu telah dipilih, karena ia telah dipilih maka ia dilayakkan, karena ia dilayakkan maka ia dibenarkan.
No comments:
Post a Comment