Saturday, 30 April 2011

Please don't take my sunshine away

Hangatnya sinar matahari itu mulai menghilang...
bukan karena seseorang mengambil matahariku……………..
matahari itu telah meninggalkan aku.
Akhh…..bukankah lebih baik begitu, karena sang awan kelabu kan datang membawa hujan tanda ku kan kedinginan lagi.
Bukankah lebih baik begitu karena aku telah terbiasa dalam kesendirian dan dingin yang menusuk ini.
Lagi pula tak akan ada yang tahu aku bersedih karena tetes tetes hujan itu jatuh diwajahku menyatu dengan airmataku.
Aku akan baik baik saja, aku yakin itu……………………………………………


Sesaat teringat bagaimana sinar hangat matahari itu menyilaukan mataku kali pertama.
Aku terbuai dalam kehangatan sinarnya menyentuh kulitku yang pasi.
Melambungku tinggi jauh, seketika pipiku merona. Aku mulai tersenyum setiap matahari menyapaku. Aku menatap matahari…………Bahagia!!!!!
Walau sebenarnya hati kecilku sering berkata dan sering mengingatkanku kalau aku dan segala tentang aku tertulis di musim yang dingin, jadi matahari itu terlalu indah untukku.


Tetapi sinarnya menghisap semua kesedihanku. Lalu aku merasa aneh……………..
Setiap ku berbincang dan bersenda gurau dengan matahari sambil menikmati hangat sinarnya di wajahku, sesuatu menggelitikku….tepatnya di perutku dan ini membuatku tertawa geli.
Akupun bertanya kepada hati kecilku tentang keanehan ini. “kupu kupu”, jawab hati kecilku. Aku terdiam lama…..”Ya…. sinar matahari itu tlah menumbuhkan bunga di hatimu dan kupu kupu itu hendak mencari jalan ke hatimu dimana bunga itu berada.” lanjut hatiku. Ah… begitu rupanya, Aku kagum kepada matahariku. Ya..aku mulai memanggilnya matahariku. Sinarnya mulai memberi kehidupan di hatiku yang sudah lama membeku. Akhirnya bersama sama dengan matahariku aku membuka jalan untuk kupu kupu itu.

AKU BAHAGIA…....
Bahagia sekali. Matahariku tak pernah membiarkan air mata jatuh di pipiku. Matahari selalu menemani hari hariku. Aku sangat mencintai matahariku. Lalu matahari berjanji kalau dia tak pernah sekalipun meninggalkan aku. Aku pun percaya itu. Dia menyapaku di kala pagi hari dan mengajakku terbang ke langit memetik bintang bintang sampai keranjang kami penuh dengan sinar kemilau bintang. Lalu kami membagikan bintang2 tersebut kepada siapa saja yang kami jumpai.

Jauh di dalam diriku hati kecilku berontak dan marah, katanya, “kau tak pantas bersanding dengan dia!” Kami pun bertengkar. “Sang matahari seharusnya disana.”lanjut hati kecilku seraya menunjuk ke langit, “dan kau.....disini!” seru hati kecilku seraya menunjuk ke kaki bumi. “Sadarlah...tidaklah mungkin kau akan terbang dan bersanding dengannya di atas sana.” desah hatiku. Tetapi aku tetap mencoba meyakinkan hati kecilku, “tidak hatiku....dengarkan aku dulu. Aku dan matahari baru saja bermain di atas sana, kami memetik bintang bintang. Lihat...bintang bintang ini banyak sekali dan ini milik kami berdua.” “CUKUP!” teriak hati kecilku...”Kau akan merasakan sakit yang teramat terjatuh dari atas sana.” Lanjut hati kecilku lirih.


Aku bercerita kepada matahari tentang pertengkaranku dengan hati kecilku. Dengan sinar hangatnya dia berujar, “tak kan kubiarkan kau jatuh, manis.” Aku tersipu, aku terbuai. Semakin lama aku semakin terbiasa dengan kehangatan matahari dan ternyata matahariku memiliki lengan dan pundak yang teramat kokoh untukku bersandar, terkadang aku bersembunyi dalam pelukannya terbuai dalam dendang cintanya. Suatu ketika ia berbisik lembut ditelingaku, “Aku mencintaimu, sangat. Dan aku selalu merindukanmu.”Lalu ia mencium keningku dengan sinar hangatnya.


Aku lupa bercerita benda benda langit teman sang matahariku selalu bertanya apa yang menjadikan ku berharga di mata sang matahari sehingga matahari rela meninggalkan langit dan berlama lama dengan ku. Suatu ketika matahari berujar, “aku akan bergabung sejenak dengan benda benda langit di atas sana. Dengan awan, pelangi, angin dan juga sang bulan.” “ Huh...mereka.” kataku. “walaupun mereka diam aku tahu mereka tidaklah suka kepada ku..tapi baiklah jangan terlalu lama.”lanjutku. “ Tidak manis. Aku pasti cepat kembali kepadamu.” jawab matahariku.


Aku menunggu...........matahari tak kunjung datang tak ada berita dari angin timur di mana ia berada.Hanya sesekali menunjukkan mukanya di balik awan sambil berujar cepat, “ bulan sangat membutuhkanku.” “ Bulan ini....bulan itu.” Selalu bulan, bulan dan bulan. 
Itu membuatku sedih.........................................................................
Aku mencoba berbicara kepada matahari tentang hal ini ketika kami sedang duduk di ujung pelangi tetapi jawabannya selalu membuatku tertunduk. Hati kecilku mencoba menghiburku dan menyuruhku untuk bersabar. Suatu ketika matahari datang menjumpaiku di ujung langit tempat kami biasa bercengkrama. Sungguh aku tak sabar ingin bertemu dengan dia. Dari kejauhan aku bisa merasakan sinarnya, tampak terburu buru. “Ah.. rupanya dia juga tak sabar berjumpa denganku”, pikirku. “Sayang, maafkan aku”, katanya. “Sepertinya aku tak dapat menemanimu hari ini karena bulan sangat membutuhkan aku dan dia sedang menungguku”, lanjutnya.” "Lagi....” sambungku. Semenjak itu ia selalu menemani bulan. Aku marah...tak kuasa menahan air mata yang tanpa ku sadari sudah sering terjatuh ketika aku tertidur.....bermimpi aku bisa jadi bulan atau benda langit lainnya asalkan bisa bersama matahariku di atas sana bukan di bawah sini sendirian.


Suatu malam ketika aku termenung bintang bertanya kepadaku, “Apa kau tak akan mengambil kami lagi dan membagikan kepada teman temanmu?”Aku menjawab, “tidak bisa, matahari sedang sibuk mengurus sesuatu.”
Tak kuasa lagi menahan semuanya aku menangis sejadi jadinya...matahariku...
TIDAK.....dia bukan matahariku. Matahariku tidak pernah berujar kasar kepadaku.
Saat itu apa yang dikatakan oleh hati kecilku terjadi, aku terhempas jatuh dari atas menghantam tanah, sebelum tubuhku menyentuh tanah aku berharap tangannya yang hangat menangkapku seperti janjinya dulu. 
Sakit disekujur tubuhku yang menyadarkan aku kalau matahari tak berniat menangkapku...................................................................


Hangatnya mulai menghilang, tiba tiba aku mulai merasakan sesuatu yang sudah lama ku lupakan. Ya...ya..aku ingat sekarang hujan turun lagi membasahi pipiku.
Seru hujan, “tenang saja, kami masih ingat apa yang biasa kami lakukan yaitu melebur dengan airmatamu agar kau tidak terlihat menangis dihadapan orang lain.” “Terimakasih.”, ucapku lirih. Kilat menyambar seakan berseru kepadaku, “lama tak jumpa, senang melihatmu kembali berdiri di tengah tetesan air hujan. Kemana saja selama ini? Kau tidak lupa cara menangiskan?””Tidak.”, jawabku. Bagaimana mungkin aku lupa bagaimana menangis, seperti kata hati kecilku aku dan segala tentang aku tertulis di dalam dinginnya hujan dan air mata.


Aku menoleh ke arah terakhir aku menatap matahari. Hati kecilku menyentuh pundakku seraya berkata, “sudahlah, dia terlalu sempurna untuk kau miliki.” Aku bertanya kepada hati kecilku, “apakah dia masih mencintaiku?” “Entahlah”, jawabnya.
Saat itu hujan turun menandakan kesepian dan dingin yang siap menemani aku.
Ya, tak ada yang mengambil matahariku, keputusannyalah untuk meninggalkan aku.
Tamat.

Don't Say it!!!!

"Syg,aq harap kamu gak akan ucapin kata kata itu lagi ya..." ucap si wanita sambil membenamkan wajahnya kedlm pelukan sang kekasih. Kekasihnya pun mengangguk dan mencium kening gadis itu serta memeluknya dgn erat sbg tanda ia mengerti apa keinginan wanita itu. "aku minta maaf y..aq syng kamu dan aq janji gak akan pernah blng kata kata seperti itu lg ke kamu." lanjut kekasih wanita itu. "janji?"tanya wanita itu. "iya syg,aq janji." jawab sang kekasih. "syg,kamu dah blng itu 2 x,sebnyak itu juga aq memohon kpdmu tuk tdk tinggalkan aq dan syg,aq tak akan memohon tuk yg ke3 kalinya."lanjut sang wanita. Kalimat wanita itu membuat kekasihnya berpkr dan berkata,"hal itu tak akan pernah terjadi lagi,aq sangat mencintaimu dan aq tak mau kehilanganmu."

Pertemuan yg hanya beberapa kali di sela waktu mereka yg sibuk mereka manfaatkan tuk slng menunjukkan rasa syg mereka..dan itu berjalan beberapa tahun. Si wanita bangga dgn hub mereka begitu pun kekasihnya.


mereka dulu telah berjanji untuk selalu bersama.jarak juga waktu yg merentang diantara mereka yg terkadang membuat hub terasa menyesakkan,terutama untuk si wanita yg dibentuk Tuhan dgn sifat manja dan selalu ingin diperhatikan dari orng yang dikasihinya.


Si wanita terkdng menangis sendirian pd mlm hari ktika ia tdk dpt lg membendung rasa rindunya. Sebenarnya kekasihnya juga meraskan hal yg sama hanya saja dia dpt mengendalikan emosi dan perasaannya.Sang kekasih sangat sibuk mengurus sgala sesuatu yg penting buat masa dpnnya. Kepalanya penuh dgn rencana2 juga harapan bersama si wanita hanya saja dia lupa kalau wanita itu buth penjelasan akan sgala perubahan yg terjadi diantara mereka dan itu untuk sementara dan menganggap si wanita mengerti akan semua itu.


Ntah kenapa belakangan ini wanita itu lebih sering tertidur di dlm tangisnya pd malam hari. Wanita itu selalu tdur dgn memakai baju hangat memeluk boneka beruang. Suatu malam ia tertidur stlah ia dgn terisak isak membisikan sesuatu kekuping bonekanya,"B.Bear, dia dah gak seperti dlu lg dan aq cape menahan smua emosi ini...." dan ia pun terlelap masih dgn air mata dipipinya.


Suatu malam,

"kamu gak perlu repot2 mengerjakan apa yg ku minta dan maaf buat mu cape dgn sgala permintaanku.lupakan saja."pesan singkat yang diterimanya dari wanita itu.
Wanita mengirimkan pesan itu stlah ia menunggu lama telp dr kekasihnya juga malam itu wanita membutuhkan bantuannya.
"halo,knp sms ky gtu sih?"tanya kekasih dgn ketus. "udahlah, gak perlu tanya lg knp"jwb si wanita. "ya udah,kalau ky gtu kita slesai aja dan..."tut...tut belum slesai dia menyelesaikan kalimatnya wanita itu tlah mematikan telpnya "dia tlah mengatakannya lg B.Bear. Dia tlah mengingkari janjinya sendiri dan aq tak kan memohon lg.meski sakit q rasa..B.Bear jgn pernah tinggalin aq sperti yg dia lakukan kpd ku ya..."sambil memeluk erat boneka beruangnya kali ini baju hangat itu tdk dipakainya tp untuk menghapus airmatanya yg terus terjatuh dr matanya yg sembab.dia menangis lg dan kali ini tanpa suara dan itu sangat menyakitkan untuknya..kembali terlelap dalam isak.tamat

AKU MENYERAH!!

Aku menyerah…………………
And I love you so
The people ask me how
How I live till now
I tell them I don’t know
I guess they’d understand
How lonely life has been
But life begins again
The day you took my hands……………………………

Kelu, sesak yang ku rasa tak dapat lagi kubendung. Ku biarkan mereka pecah lewat airmataku. Tak bisa ku pungkiri sebait lagu diatas menggambarkan isi hatiku yang penuh dengan rasa sayang dan cinta sebagaimana dirimu telah membuat hidupku lebih berwarna. Dirimu datang dengan warnamu yang tak mampu kutolak. Warnamu membuat lukisan kehidupanku semakin indah walau banyak orang yang tidak menyukai tema lukisanku.

Saat ini yang bisa kulakukan hanya menangis dan tak berniat untukmenghentikan isakan dan air mataku ini, paling tidak ini yang membuat ku lega walau hanya sesaat. Berkecamuk diotakku untuk berapa lama aku seperti ini dan berapa lama hingga aku bisa melupakanmu…kau begitu indah, semuanya indah. Ingin sekali melupakan semuanya, ingin membencimu. Cincin yang ada dijari manisku ini sekarang terasa sempit dan membuatku kesakitan jadi terpaksa aku lepas dan aku yakin semua tau apa arti dari tindakanku ini.

Terlalu indah,,,ya aku sadar itu dari awalnya tapi tak kuasa menolak semua kebahagiaan itu seharusnya aku mengikuti kata hatiku yang berontak dari awal dan berkata kalau matahari itu terlalu indah untuk kumiliki..Aku dan pandangan hidupku dengan segala filosofi kehidupanku “I will win the battle,,for I shall not give up.”

Untuk filosofiku yang terakhir aku rasa aku harus menghapusnya untuk saat ini. Ya saat ini aku sadar betul…..AKU MENYERAH……….ya,,,aku menyerah..Impian untuk bisa bersama denganmu, bersama Jeffy tak akan pernah ada. Seharusnya aku mendengarkan kata temanku yang bilang jangan mau diajak untuk berandai andai tentang rumah dan segala isinya juga keluarga kecil yang bahagia karena akan sangat menyakitkan jika itu tak dapat kau raih…..JEFFY…..begitu aku menyayangi nama itu, memikirkan suatu saat dia akan menjadi buah rahimku, membayangkan dia akan tidur pulas dalam pelukanku,,aku rasa aku harus buang pikiran juga mimpi mimpi yang akan membuat hatiku semakin remuk redam…

Untuk saat ini yang aku sadar betul kalau mimpi tidak akan pernah menjadi kenyataan dan aku harus berhenti bermimpi, bangun dari angan angan kosongku. Bodohnya aku ketika aku yakin kalau mimpimu tentang kita akan nyata. Teringat 2 tahun yang silam dirimu bermimpi tentang kita,sangat jelas diingatanku waktu itu dirimu bilang bahwa kau memegang tanganku erat melewati lumpur itu…atau ketika semua orang menyudutkanmu karena keputusanmu untuk memilihku kau tetap memegang tanganku erat bahkan kau memeluk bahuku dan mengajakku untuk terus berjalan..Aku tau sekarang kalau mimpi indah itu hanya bunga tidur bahkan mimpi buruk yang kerap menjadi kenyataan.


Untuk saat ini aku teringat dengan mimpiku tentang aku dan dirimu berjalan dalam ruang yang gelap mencoba mencari jalan keluar, lalu aku merasa lelah berjalan danmencari jalan keluar sehingga aku memintamu untuk pergi mencari jalan keluar dan meninggalkan ku sendiri. Aku sangat sangat keletihan, tapi dirimu menolak dan berjanji takk akan meninggalkanku.

Aku baru saja bermimpi dengan ruang gelap yang sama sesaat setelah kita hanya diam, akupun menghampirimu dan memelukmu dengan erat serta dengan air mata..lalu aku berkata sayangku,,pergilah aku melepaskanmu,,kau terlalu indah untuk kumiliki,,,tinggalkan aku dlam ruang gelap ini karena seharusnya ditempat inilah aku berada..Sayangku maafkan aku….AKU MENYERAH……… Dirimupun melepaskan tanganku yang melingkar dipinggangmu dan pergi meninggalkan aku. Sedih tapi aku senang karena kau tidak menoleh sedikitpun..Jika kau menoleh aku sadar aku tak akan bisa membiarkan raut wajah yang sangat terpatri ditelapak tanganku untuk pergi…..Selamat jalan sayangku..maafkan aku..
AKU MENYERAH!!!!

AnugrahMu menyelamatkanku

Kubah langit terlihat gelap...
Awan terasa sangat dekat, ketika dirinya berdiri diujung langit ini, mencari sesuatu yang tak terkatakan, sesuatu yang seharusnya terasa pas untuk mengisi relung hati , desahan nafas panjangnya terasa sangat panas walaupun langit ini sedang menangis, Tertunduk karena letih sudah dengan semuanya, kisah hidupnya yang selalu jauh dari plot kebahagiaan walau dengan sekuat tenaganya tuk megubah script hidup ini dengan asanya, tenaganya, semua yang dapat di sebut sebagai sumber kekuatan..tetap saja buntu, tak ada di temukan jalannya…     Kesunyian yang sangat mencekam dan menusuk diujung langit ini telah membawanya kedalam tahap terakhir akan kesadaran kekuatannya sebagai manusia  ya manusia biasa.. Tersadar banyak yang tidak dapat dilakukan sendiri, manusia biasa ini telah diciptakan dengan segala keterbatasan dan kekurangannya, dengan kelebihan dan keunikannya, diciptakan bahkan sebelum terbentuk dalam rahim wanita dan dilahirkan tanpa sesuatu yang dapat dibanggakan, yang ada justru kelemahan dan ketidaksanggupan yang mengukuhkan manusia sebagai mahkluk social. Rasa haus untuk dicintai dan mencintai,  terkadang membuat manusia biasa ini menjadi mahkluk yang sangat egois. Padahal dia tahu dan sangat sadar jauh di dalam hatinya, nuraninya yang selalu mengatakan kebenaran yang sesungguhnya kalau yang monster egoisnya tekadang melukai banyak manusia lainnya yang berada dalam lingkaran kehidupannya, manusia manusia yang hadir untuk melengkapi kehidupannya dan mengukuhkan ketidaksanggupannya. 
Klise… 
Seharusnya dia sadar kalau diapun butuh orang lain untuk memenuhi rasa hausnya untuk dicintai. Semakin lama semakin dia terpuruk dalam kehidupan kelamnya, semakin terikat dengan kutuk yang mengikutinya begitu dia lahir didunia ini, hatinya semakin pekat dengan kepahitan yang berakar subur dihatinya, dengan sadar dia berenang didalam kubah dosanya yang pekat seperti kermizi. Dosa, tak ada seorangpun yang dapat menginterpretasikan bentuk dari kata dosa. Dia adalah dia, itu yang ada didalam pikirannya yang terkadang telalu logika bahkan untuk hal yang membutuhkan sesuatu yang lebih dari logika dia tetap berargumen dengan logikanya dan selalu berakhir buntu, tak ada jalan keluar tetap tidak membuat dia sadar akan keterbatasannya.     Begitu malam datang dengan kegelapannya menutupi bumi, ketika manusia manusia yang lain terlelap dalam tidurnya, ia tak dapat menutup matanya, ada sesuatu yang selalu membuat dia terjaga, memicingkan mataya, rona wajahnya yang tegas dan angkuh berubah menjadi pucat seakan ada yang membuatnya takut, sesuatu yang mencekam, ketegarannya yang biasa terlihat hilang begitu saja. Setiap datangnya malam membuatnya  tersiksa, bahkan dia tak dapat menjelaskan ketakutannya. Sewaktu sang surya mulai menampakkan sinar keemasannya, manusia manusia yang lain terbangun dari tidurnya yang nyenyak, dengan pipi yang merona, kesegaran yang berbuah semangat untuk merenda hari tetapi tidak dengan dia, dia merasakan rasa berat di pundaknya, raut pucat dan kekhawatiran terpancar dari wajahnya terutama binar matanya yang mulai redup, tetapi kembali dengan Monster egonya dia dapat menutupi semua itu dari manusia manusia yang lain, tetap menunjukan kalau dia baik baik saja dan tetap lebih hebat dari manusia lainnya.     Semakin lama, sesuatu dipundaknya itu semakin berat, semakin membuat dia menderita. Rasa ketakutan setiap malam makin mencekam, ditambah letih karena sudah mencoba semua cara untuk menyelesaikan semua itu,,tetap saja berakhir BUNTU……..  Akhirnya sesuatu mengalir keluar dari matanya, sesuatu yang dibawanya dari lahir, sesuatu yang dapat dengan jelas menunjukan kegalauannya, kesusahan hatinya, kesedihannya.. air mata itu mengalir dengan deras, menangis, hal yang paling dia tidak sukaipun akhirnya terjadi,, mengeluarkan semua rasa katakutannya, merintih,terisak isak dan akhirnya meraung dengan keras memuntahkan semua yang berkecamuk dihatinya..     Saat dia menangis dia merasakan hatinya terluka, tersakiti dan tak dapat menghentikan luka yang semakin melebar dan bernanah dihatiya..raungannya sangat memilukan. Dia sadar betul dia sendiri, dalam sepi, seketika terlintas dipikiranya sudah,,, inilah akhir dari dirinya, merana berujung duka, kekelaman dan kegelapan yang akan menjadi teman abadinya.. Dia berada pada titik terendah dlm hidupnya, dia tersadar kalau dia letih sudah menjalani semuanya, lelah mengandalkan logika dan asanya…  Manusia biasa itupun tertidur dlam keletihannya dan tentu saja tetap dengan air mata mengalir dari matanya, dengan beban dipundaknya………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..     Saat dia tertidur, ada seberkas cahaya yang menghampirinya, cahaya itu tidak menyilaukan mata tapi cukup membuatnya terbangun,, cahaya itu berpendar dengan lembut didepannya. Dia pun terbangun, terduduk….kagum, terpana,, merasakan kenyamanan yang dibawa oleh cahaya itu, cahaya itu mendekatinya,, memeluknya dengan lembut, kemilau cahaya itu tak menyakitinya dan dia pun tak berusaha untuk menolak pelukan cahaya itu.. sekali lagi dia menangis tetapi kali ini berbeda, tangisannya meraung menghilang oleh bias cahaya itu.. sinar cahaya itu membuatnya tenang, dengan seketika tenaganya yng hilang terkuras karena beban itu terisi kembali. Dia pun mencoba memegang cahaya itu dan berbisik untuk tidak meninggalkannya..cahaya itu mengangguk dengan lembut dan kembali membawanya kedalam pelukannya yang sangat damai, diapun  tak mau beranjak dari hadirat cahaya itu,     Sesuatu terlintas dibenaknya tentang cahaya itu, dari mana dan kuasa apa yang dimiliki cahaya itu sehingga dapat mengusir semua kagalauan dan rasa takutnya selama ini. Diapun terkejut kalau ternyata  cahaya itu tau tentang apa yang dipikirkannya. Cahaya itupun mulai berujar tentang dirinya, cahaya berkata kalau dia adalah sesuatu yang dapat membebaskan manusia itu dari semua bebannya,cahaya adalah damai, ketenangan hati, kasih.Cahaya pun berujar kalau dia selalu menanti manusia biasa itu, menungguinya, mencoba untuk bertegur sapa dengan manusia biasa itu tapi tidakbisa, itu dikarenakan monster ego yang ada didalam manusia itu..lalu cahaya itu bersinar lebih terang lagi dan ketika itu manusia itu melihat sesuatu dai cahaya itu,, ya dia melihat dirinya dengan segala kejahatannya, dia terhenyak ketika melihat rupa dari monster egonya, begitu menyeramkan dan menakutkan.manusia itu pun melihat sosok cahaya itu. Ketika dia, manusia biasa itu melukai manusia manusia lainnya,, cahaya itu menangis, dia meredup ketika manusia biasa itu berenang dalam kubang kermizinya. Cahaya pun berbisik kepada manusia biasa itu, “aku sangat tidak suka itu, kau melakukannya berulang ulang dan itu membuatku sedih.” Manusia biasa itu  pun berujar. “maafkan aku, aku tidak tahu kalau kau akan begitu terluka melihat semua itu. Lalu kenapa kau tidak melarangku, tidak menghentikanku dari semua itu?” “ Aku tidakbisa.” Jawab cahaya itu. “kenapa? Jelaskan kepada ku kenapa tidak bisa?” desak manusia biasa itu dengan menggebu gebu. Cahayapun berkata, “aku tidak dapat melakukannya,karena kau diciptakan dengan kebebasan yang harus kau pertanggungjawabkan nanti, aku tak dapat memaksakan kehendakku untuk menghentikan semua itu, hanya dengan kesadaranmu atas ketidakberdayaanmulah aku dapat bekerja, menjadikan semua yang ada di dirimu baru. Tidak dengan kekuatanmu, logikamu. aku dpat bekerja, hanya rasa berserahmulah maka kuasaku nyata.”        Manusia biasa itupun terdiam, terhenyak lalu dia mulai menangis, rupanya ini yang dia cari selama ini , rasa aman dan damai bersama cahaya itu, tak pelak selalu ada yang menghantuinya..maka manusia biasa itupun berkata bahwa dia akan  melakukan apa saja agar cahaya itu mau tinggal bersamanya. Sang cahaya berkata bahwa manusia itu harus membuang jauh monster ego yang ada di dalam dirinya, begitu juga kepahitan, kesombongan juga meninggalkan kubang kermiziku. Manusia itu terdiam sesaat, lalu siapa yang akan mengganti kekosongan yang akan ada nanti tanyanya dalam hati lagi lagi rupanya sang cahaya tahu apa yang ada dibenakknya dan menjawab kalau ia akan memberikan kasih untuk menggantikan itu semua juga damai yang dicari selama ini.      Manusia biasa berpikir keras namun seketika dia sadar  kalau ada sesuatu yang tak dapat dijangkau oleh logika manusia, maka ia pun bersedia melakukan yang diminta oleh cahaya itu. Sesaat ia melepaskan Monster ego itu, dia melihat kubang kermizinya berubah menjadi putih berpendar menyinari hatinya, beban yang ada dipundaknya telah diangkat. Ia pun merasakan kelegaan yang sangat yang tak pernah dia rasakan dan yang pasti dia terus cari.  Akhirnya dia pun menemukan sesuatu yang pas untuk mengisi relung hatinya, cahaya itu telah membawanya kepada kebenaran dan keselamatan yang menjadi teramat berharga untuk manusia itu. Sejak saat itu jika manusia itu berlari keujung langit bukan untuk mencari sesuatu yang hilang tetapi untuk bertemu dan masuk dalam hadirat cahaya itu dan merasakan damai yang sangat luar biasa itu. Manusia itu telah dipilih, karena ia telah dipilih maka ia dilayakkan, karena ia dilayakkan maka ia dibenarkan.  

Wednesday, 27 April 2011

It is so damn hard being a widow (based on a true story)

It is so damn hard being a widow ( based on a true story)

Hi, my name is Prudence; they call me “Pru” for short. I have a daughter, Luna. She is 5-year-old, I am 27 now. Surprise, huh? Too young to be a mom for 5 years old child. I am going to tell u something that can make u even more shocked, I am a single parent, no husband. Luna is fatherless. There are so many things that keep bothering me, not only my mind but my life. It happened since I met him. He is Clint. He is a single dude, I am a widow and that is the cancer of the problems I face now… the root, the main problem. “A widow” It is a word that effected me a lot now.

Let me tell u a short story of mine back 8 years ago. When everything seemed so perfect for me..I got married when I was 20 years old with Ken. He is my first love. We had a relationship when I was 15 years old. They called it puppy love, but not for us. We got married, settled down. We rented a small house at the suburb area. I loved my daily routine; I loved it even more when Luna was born. I woke up early in the morning, prepared breakfast, did the laundry, right after Ken went to work I did all the chorus happily, as a conclusion I enjoyed myself as a housewife. I didn’t go to work anymore before I was a teacher.

3 years of marriage, that was the happiest moments in my life. But everything turned into a nightmare just in 3 months. Ken was founded by his friend fainted on his way home. It was November; it stayed fresh in my mind. His friend called me and told me that Ken was hospitalized. I grabbed my bag and ran as fast as I could to the hospital and turned into paralyzed when I saw his weak body lying on the white bed. I cried….

The doctors called me; they explained what my husband suffered from and what made him in a coma condition. Their voices buzzed into my ears went straight into my mind which made me even cried more badly. Ken’s lung was in a great damage. He suffered from Tuberculosis. I tried to remember the symptoms’ of that disease in Ken’s dailies. None but except one morning he coughed so bad in the bedroom and did more flushed than ever before, I saw some red spots on his towel but he said it was his shaving. It was his coughed.

3 months I had to go back and forth, house, school, hospital. Yup, I got back to work to afford our needs, Luna and I must go on. Luna and I stayed at my parents’ house. They took care Luna. Luna was 9 month old that time. ICU room with 2 long rows of beds. Ken laid at the corner. The sounds of machine that attached to his body, in and out small hoses from his mouth and nose made me shiver. I was so damn weak but didn’t want to show him what I felt inside. I believed Ken knew I was standing next to him even he was coma. I always sang a song next to his ears and he tried to blink his eyes as a response to it and to a story and to a wish that I whispered softly to his ears. I kissed him on his cheeks and rubbed his body with oil. His body was getting stiffed because he never did any single movement.
It was 28 of January, a month before Luna 1st birthday, 18 days after our wed anniversary. I never knew that day was the last day I sang songs for him, the last whisper into his ears, the last wish” please don’t go” into his ears, the last gentle rub to his body. I never knew that was the last day I touched his right chest with a tattoo (It was my name written on his chest). His body was too weak I was so sure he couldn’t stand it anymore. I carried Luna, she was fast asleep in my arms. I stood in front of his body and I spoke out loud, I tried to keep my voice firmly but I was shaking inside as I said, “ Ken, I love you, Luna and I need you but I know Ken U have suffered a lot. So Honey, we let u go, do not worry about Luna, I will take her of her. We love u pa.” As I finished my words that was his last deep breath.
He passed away. He has gone with all the love he has for us, with a half of my soul, Luna’s soul. Everything turned so bleak, my eyes felt sober. I hug Luna as I sat next to his dead body. “Good bye, my love. So long Honey, Wait for me in heaven. Till we meet again Ken. I will always miss u.” I tried to shake his body hoping that he would awake and kiss me gently as he did every morning. His dead body didn’t move. I keep shaking till my sister grabbed my hands and take me to her arms. I cried..”Ken, don’t go now…stay with me. Luna needs u.”

I ask Ken’s family to bring his dead body and to burry in his home town. So I can go on with my life. Since then nights seemed forever, I cried in the mid of night, wishing that he lay next to me. Then I thought..I have to be strong; I need to move on for Luna. Luna is the only treasure I have now. She looks like his dad. Her eyes, nose and the way she laughs. I see a reflection of Ken in Luna.

WIDOW, I have no problem with that 5-letter-word. I just don’t get why people say it is so hard being a widow. Luna gets all my attention. My career as a teacher runs smoothly. Luna and I stayed with my parents now. I always tried my best to fulfill Luna’s needs. Luna is the apple of my eyes..Now my life is everything about Luna. I get used being a single mom. I carried Luna just by myself. Luna never falls asleep in a father’s arms. I tell a story of her father instead of reading story book children for her bed time. I don’t whether Luna understands it or not. I just want to let her know everything about her dad.

4 years has passed away but still can’t get rid Ken out of my mind. Keep walking on the past, dream about him every night. People around me keep asking me about my next ..you know what I mean, a relationship with someone new. I just simply reply, “it never crosses my mind”. Frankly speaking it is not easy to do.. It is even more difficult than forcing Luna for her toilet training. How can I get crush with someone when Ken is still inside my mind. I still long for him, but then I never answer all the questions rudely. I also tell them that I don’t know about the paths lay in front of me and people who stand along my path maybe one of them will be my next partner in life (tough in my mind it still seems impossible). Till I met Clint.

He is a single dude. Yeah….a young man who still likes to hang out with his buddies, spend his time clubbing or pass a drink. I met him when I have to go back to my dad’s hometown which is his mom’s too. It was my granny’s death ceremony. Never really looking at him in detailed, Ken’s memories are still controlling my mind and never know that we can get that close in a short moments. (Clint and I). Since we have to share the seats in an ambulance (Get in charge to bring my granny’s dead body back to her village), so we start a wacky and bit phony conversations and in my surprise I enjoyed the conversations. We stayed there for a week. Clint and I are having a good talked, I told him everything about my life and How much I miss Ken and he let me know that he just got his heat broken by a girl that he got crushed to. In a conclusion, we get the rhythm of it.

It is time to go back to my beehive’s activity so is Clint. We do say good bye and…It is making me sad. We have to go back to our activities. I take the morning flight so I still can get to my office and do some works. It is continually….. the conversation, the jokes between Clint and I even it is just by the phone and it is for 3 months…. My friends keep smiling at me when my phone is ringing…”now, your phone is ringing very often huh ? as they chuckle by and the meeting that supposed to be happened in my room turn into a gossiping time.

Something is not right about this….and it is keep buzzing in my mind. I get used with Clint’s simple questions like..have u eaten your lunch?, where are u now, and don’t forget to send me a text if u have reached your office or house. There is a butterfly under my belly, its wings keep flipping and it tickles me a lot, makes me feel funny. I am in love again….Oh no…it can’t be happen….It can’t be. Now, a word widow is a problem for someone.

One night Clint and I talk about ‘this’ and we make a deal not to contact each other for a week just to let ourselves a space to think it all over again. And a week it is just damn long to pass without knowing what he is doing out there………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Today is the day. It is been a week, he’ll call me in 20 minutes…I wait and wait………..it rings, my phone rings I grab it and listen to a voice…..Oh my God, how I missed his voice….yes.. I am in love…Clint has brought a new color for me, he makes it brighter for me to live on. Then the conversation starts, it is about a commitment. I tell him that this is an open relationship and he has to decide it now. I just can’t wasting my time and attention in doing something which is blur for me..Then we decide that we are going to try it..My status is not a problem at all for him, not at all…….

Till I know that his peers do not like his decision to get along with me as they know I am a widow. Clint is now has stopped spending his time to a club or pass a drink. I get all his attention which makes his friends more dislike me (in my point of u). They even make a forum to discuss it. I do complain about this matter to Clint. Objection as I said to Clint. “Who the hell are they? I do not even know them. How can they say such words about me, they judge me just because I am in love with u?” “I am not a hocker, a prostitute, or a bitch.. I am just widow. Is it that horrible for them?” and it is now just like a cancer for our relationship. It is keep continuing for 2 years. Now I learn to get used with them. I am just hoping they’ll try to know me or maybe try to put their selves in some one’s shoes or maybe try to look at themselves before stating about someone, they can be even worse than their statements don’t they?

Well guys, thank you for reading my short story. I’ll continue writing my story and share them with u. and of course your comments are most welcome. This is not the end this story yet……I still have plenty to write. So long and Thank you. Wait for the next chapter it is so damn hard being a widow.


Sincerely,

Nublessin

Surat Untuk Bella

“ Permisi, ada surat nih.” Terdengar suara Mini sambil mengetuk pintu kamarku. “Makasih ya Min.” ucapku sambil mengambil surat itu dari tangan Mini, Ku tutup kembali pintu kamarku dan membantingkan kembali badanku ke kasur.

Medan, 01 February 2010
Sayangku Bella,
Sayang, maaf aku baru bisa membalas suratmu. Aku sudah membaca semua isi hatimu yang kau tuliskan disuratmu Bella. Bella, aku mencintaimu sayang. Aku menyesal telah membuatmu menunggu dan maaf aku telah membiarkanmu ketika kau membutuhkanku. Bella, aku minta maaf atas ketidak sadaranku. Aku telah banyak menyia nyiakan waktu yang seharusnya aku habiskan bersamamu.
Sungguh aku masih menyayangimu Bella. Betapa bodohnya aku ketika tidak …….. Bella aku tidak dapat menuliskan betapa besar rasa penyesalanku.. Bella sayang kau pasti sangat marah hingga kau tak pernah mau mengangkat telpon dariku.Sayang, aku punya kabar baik. Aku telah menyelesaikan kuliahku di Medan ini dan aku akan segera kembali ke Surabaya. Kita akan bersama sama sayang. Kau tak perlu lagi merajuk ditelepon ketika kau kangen kepadaku.
Bella sayangku, sungguh aku tidak sabar mau bertemu denganmu. Sayang, kau masih ingatkan taman yang ada di ujung jalan itu, tempat kita duduk berdua setiap sore.Nah sayangku temui aku di taman itu ya tanggal 18 Februari ini aku akan ada di sana menunggu mu. Pakailah gaun berwarna biru kesukaanmu itu. Aku yakin kau pasti terlihat sangat manis pada hari itu.
Ps: Maafkan aku dengan sgala kebodohanmu dan kecuekkanku kepadamu Bella, sesungguhnya aku tetap mencintaimu. Jika nanti kau disampingku sayang, aku akan terus mengatakan kepadamu bahwa aku sayang kepadamu, Janji..
Love u,
Kevin.

Ku tutup surat bersampul biru itu. Ku lihat kalender dan hari ini tanggal 12 Februari. Ku baca berulang ulang surat itu juga alamatnya. Benar tertulis Pondok Mirah kamar no. 15 Jl. Sutrisno V/5. 15 itu nomor kamarku. Akupun keluar dari kamarku bergegas turun mencari Mini. Mini terlihat sibuk sedang mencuci baju penghuni pondokan yang lain.
“ Mba, Mba Mini.” Panggilku. “Ya, mas David.” “Hmmm, ini surat yang tadi….” Lanjutku. “Kenapa sama suratnya mas? Koq mukanya mas David bingung gitu? Dari pacarnya ya?” cerocos Mini. “ Bukan, bukan mba Mini. Surat ini bukan untuk saya.” Lanjutku. “ Kok bisa? Kan di suratnya ada tulisannya mas, Pondok Mirah kamar no.15. Kamar mas David nomor 15 kan?” Tanya Mini kepadaku. “Siapa yang antar tadi?” tanyaku lagi. “gak ada yang antar mas, saya tadi nemuin di kotak surat Mas David, itu tuh kotak yang nomor 15.” Jawab Mini sambil menunjukkan kotak berwarna biru. “ Mas David gak pernah ngecek kotak posnya ya? Tadi saya nemuin surat itu agak berdebu mas.”sambung Mini. “ Ya udah deh, makasih ya mba Mini.” Kataku mengakhiri percakapan yang membuat aku semakin bingung.

Aku terus bertanya dalam hatiku surat untuk siapa ini, bingung harus bertanya kepada siapa karena aku baru saja sebulan yg lalu pindah ke pondok ini dan tak begitu kenal dengan penghuni penghuni yang lain. Pemilik pondok ini tidak tinggal di pindok ini, hanya Mini dan suaminya yang menjadi penjaga pondok ini. Mini dan suaminya pun baru menjadi penjaga menggantikan orang tuanya, setali tiga uang denganku..Ku letakkan surat itu diatas meja kerjaku. Bodo amatlah dalam hatiku, toh aku tak kenal dengan Bella atau siapalah nama pengirim surat itu. Seharian ini aku merapikan barang barang di ruang kantor cabangku yang baru dan cukup membuatku letih . Akhirnya akupun tertidur.
Lagi lagi aku terbangun oleh ketukan Mba Mini. “Mas, bangun mas. Udah jam 10 nanti nasi gorengnya keburu dingin.” Seru mba Mini dari balik pintu. “ Ya, ya mba. Aku dah bangun bentar lagi aku turun.” Jawabku seraya mengambil handukku dan menuju kamar mandi.ku lirik tanggalan yang ada di atas meja Minggu tanggal 13 feb. “Mba Mini, baju kotor dah ku taro di ember yang biasa ya.” Kataku sambil menyendok nasi ke piringku. “he he he iya mas..” jawabnya sambil tersenyum kepadaku. Aku terheran heran melihat senyum sumringahnya kepadaku, “kenapa sih?” tanyaku penasaran. “Mas David lucu ya….masa ada cowo suka mawar putih. Lagi ngambek ya mas sama pacarnya, kebalik lagi mas ada juga mas David yang kirim mawar putih ke cewenya.” Cerocos Mini. “Ngambek? Mawar putih? Aku suka mawar putih? Enggak ah…” jawabku. “ Ini mas karangan bunga mawar putih ada tulisan nya I am sorry nya.” “ HAH! Salah kali mba,…” belum selesai aku bicara dia sudah memotong kalimatku, “gak usah malu mas, wong disitu ditulis kamar no. 15 kok.” Cepat cepat aku habiskan nasi gorengku dan aku pun langsung masuk kekamarku. Bunga mawar putih itu pun ku masukkan kedalam vas bunga yang memang sudah ada di dalam kamarku, sepertinya kepunyaan penghuni kamar ini dulu. Rasa ingin tahu dan penasaranku telah mengkikis rasa “bodo amat”ku tadi malam. Aku pun yakin ini masih ada hubungannya dengan surat kemarin.Sebesar keyakinanku kalau pengirim surat dan bunga ini tidak tahu kalau Bella sudah pindah dari sini. Jelas sudah dalam hatiku, biasalah urusan cinta mungkin si Bella ngambek dan pindah tanpa sepengetahuan si pacar dan ngasih pelajaran. Tega juga ya cewe itu. Paling tidak bunga mawar putih ini akan menghiasi kamarku untuk beberapa hari.
Sudah jam 12 siang , teringat ingin membeli keperluanku di pasar swalayan, ku pun bergegas mengambil kunci motorku dan memakai jaketku. Ketika aku hendak mengunci pintu seseorang menepuk pundakku dan berseru, “hai, penghuni baru ya? Salam kenal ya namaku Citra, Aku tinggal di kamar sebelah no. 14.” “oh, kaget aku. Aku David, iya aku baru sebulan ini di pondok ini, kamu sendiri?” tanyaku. “aku dah lama tinggal disini, dari aku kuliah tapi sekarang aku dah kerja.” Jawab Citra. “tapi kok aku gak pernah liat kamu ya” tanyaku penasaran, kalau emang dia disini dah lama kenapa cewe manis ini gak pernah ku lihat dalam hati. Lumayanlah buat penyegar di pondok yang sepi ini dalam hatiku. “he he he, iya aku baru aja pulang tadi malam, sebulan yang lalu aku ke Jakarta biasa tugas kantor juga dapet training di kantor pusat. “ jawabnya. Belum selesai aku mengagumi senyum manisnya, matanya yang bulat dia sudah bertanya lagi “errr..mau pergi ya?kemana?, “ iya, ke pasar swalayan depan, mau beli beberapa keperluan.” Jawabku. “yah……………..ya udah deh nasib sendirian di pondok ini, kirain………….” Mau ikut?” ajakku, “daripada sendirian aja.” Lanjutku. “hm……..bener, boleh? Gak ganggu kan?” tanyanya sambil tersenyum. “gak lah..ayo.” ajakku lagi. “Ok, aku ambil dompetku dulu ya..” teriaknya sambil berlari ke kamarnya. Manisnya cewe satu ini, kulitnya bening, tubuhnya mungil dan sedikit bawel sambil kupandangi dari kaca spion motor.

Citra banyak bercerita tentang pondok mirah dan para Penghuninya, juga pemilik pondok itu. Sepertinya dialah penghuni paling lama di pondok Mirah itu. Senin pagi kami pun berangkat ke kantor bareng karena letak kantor kami hanya beda beberapa blok saja. Pulangnya pun Citra sudah menungguku didepan blok kantornya. Selepas ini kami akan makan soto diujung jalan dekat pondok mirah yang menurut Citra enak bgt dan dia sering makan disana dengan sahabat dekatnya dulu. “Vid, tanggal 18 nanti aku harus pergi lagi, kali ini aku harus ke batam, tugas kantor lagi.” Ucap Citra sambil menyeruput kuah sotonya. “trus…” lanjutku. “kali aja nanti kamu kecarian aku wkwkwkwk…..secara aku aja teman kamu di pondokan.” Celotehnya. “ye…sapa juga yang bakal kecarian, kalo Mba Mini yang pergi baru aku kecarian sapa yang mau nyuci bajuku nanti.” Ledekku. Tiba tiba aku teringat dengan surat dan bunga mawar putih yang aku terima, lalu akupun bertanya kepadanya, “Hm..Cit, aku mau nanya nih. Kamu tau Bella? Dia dulu yang tinggal dikamarku ya?” Citra tiba tiba terdiam.” Cit?kenapa kok diam aja. Kamu kenapa? Kepedesan? Minum dulu nih..”ku berikan es tehku kepadanya. “enggak, gpp.kaget aja..kamu kok tau kalo Bella dulu tinggal di kamarmu?” baliknya bertanya. Akupun menceritakan tentang surat dan bunga mawar yang ku terima beberapa hari yang lalu. Citra hanya terdiam saja, sepertinya ada yang dia pikirkan dan sepertinya dia menangis. “kamu gpp kan cit? koq nangis?” tanyaku. “kita pulang yuk Vid, nanti aku certain.”ajaknya kepadaku. Aku pun bergegas membayar dan mengajaknya pulang.

“Vid, ke kamarku ya dan jangan lupa bawa suratnya.” Ajaknya kepadaku dan akupun mengangguk. “duduk sini dan lihat photo ini.” Kata Citra seraya memberikan photo kepadaku. “ ini photoku dan sahabatku Bella yang dulu tinggal dikamarmu.” Jelasnya kepadaku. Aku tertegun memandang photo itu, Bella berambut panjang dan berwajah manis. “sekarang dia kemana?” tanyaku kepada Citra. “ Dia dah pergi vid, dia meninggal bulan Januari kemarin.” Jawab Citra sambil terisak. “Hah, meninggal…”aku kaget mendengar jawaban Citra. “ Iya, Bella sahabatku meninggal tertabrak truck Vid di dekat taman yang ditulis disurat itu, Kevin itu pacar Bella. Dulu Bella dan Kevin satu kampus tapi karena Kevin harus menyelesaikan studi magisternya di Medan sedang Bella mulai bekerja di Surbaya ini, akhirnya mereka harus berpisah tapi mereka tetap berpacaran tapi jarak jauh.” “Awalnya semua berjalan lancar dan aku senang melihat mereka bisa menjaga hati dan komunikasi diantara mereka. Jujur aku mungkin gak akan kuat kalau harus menjadi Bella, memendam rindu dan perasaannya. Apalagi akhir akhir yang lalu ketika Kevin mulai jarang menelpon dan mengirim sms ke Bella. Semuanya memuncak akhir tahun lalu, aku ngeh banget Bella mulai murung dan diam pasti karena ulah Kevin yang mulai gak jelas dan alasannya yang klise…’jenuh’.” Cerita Citra kepadaku. “trus… koq bisa dia sampe ketabrak truck? Trus Kevin gag tau donk kalo Bella dah gak ad?”tanyaku kepada Citra lagi. “ Iya, Kevin sama sekali gak tau tentang ini, aku pun gak niat ngasih tau dia.. biar aja toh dia gak punya rasa lagi sama Bella. Itu yang terakhir aku tau dari Bella. Sehari sebelum kematiannya Bella menangis sambil bercerita kalau Kevin baru saja menelponnya dan bilang kalau dia ngerasa hambar, dia butuh sosok yang nyata didepannya, bukan cuma suara di telpon. Itu membuat Bella terpukul dan menangis sejadi jadinya. Malam itu aku menemaninya sampai ia tertidur di kamarnya, setelah dia pulas aku pun balik ke kamarku dan aku nyesel seharusnya aku nemenin dia malam itu. Besok paginya, pas aku bangun Bella dah gak ada di kamarnya. Ku pikir dia pergi ke kantornya atau ada urusanlah… ternyata Bella pergi ke Taman dan duduk di sana seharian sampai larut malam.” Citra pun terdiam. “trus….koq berenti?” ucapku gak sabar.
“David, menangis itu melelahkan, terlebih dengan beban perasaan yang harus Bella rasain sendiri. Menurut orang yang ngeliat kejadian malam itu Bella keluar dari taman itu dan langsung nyebrang tanpa ngeliat kondisi jalan dan lampu lalu lintas dan ketika itu lampu berwarna hijau dan truk melaju kencang ke arah Bella, tubuh Bella pun terlempar beberapa meter. Waktu aku di RS, dokter bilang kalu dah gag ada harapan lagi dan akupun langsung mengabari keluarganya.” Lanjut Citra. Aku pun terdiam, tak mau mendesak Citra untuk bercerita lebih lanjut karena pikiranku berkecamuk dengan Kevin dan reaksi Kevin atas semua keterlambatannya. Suara Citra yang membuat ku sadar kalau ia pun melanjutkan ceritanya. “ Esok paginya keluarga Bella sampai di Surabaya dan langsung ke RS, mungkin itulah saat terakhir Bella bertemu keluarganya, Bella pun tersadar walau hanya sebentar dan itupun hanya untuk mengucapkan kata perpisahan kpd orang tuanya dan pesan terakhirnya kepada mereka dan kepadaku. Pesan bella kepada kami kalau ia mau disemayamkan di Surabaya dia gag mau di bawa dan dikuburkan di kota kelahirannya Malang, alasannya yang membuat aku geram dan kagum kepadanya. Kata Bella, Kisahku indah di kota ini dan aku mau aku tetap di kota ini, tolong kuburkan aku di kota ini bersama cinta yg ku punya. Dan mungkin suatu saat dia telah berubah dan kembali, dia tau aku selalu menunggunya di kota ini. Citra, tolong jika nanti dia mencariku berikan sweater berwarna biru yang ada dilemariku kepadanya dan tolong katakan kepadanya aku gag bisa menunggunya lagi. Ayah ibu, maafkan aku. Dan Bellapun pergi untuk selamanya. Dia pergi dengan cintanya yang tulus dan rasa rindunya yang tak berbalas Vid.” Citrapun mengakhiri ceritanya.

Akupun hanya terbengong bengong mendengar kisah tragis itu. Keesokan harinya kami pun pergi ziarah ke kuburan bella dan tentu saja kami membawa beberapa tangkai mawar putih kesukaannya, Aku melihat photo yang ada di nisannya itu, betul kata Kevin disuratnya itu Bella terlihat sangat manis dan anggun dengan gaun birunya itu. Sepulang dari kuburan Bella, kami pergi ke taman tempat bella suka duduk menghabiskan waktunya. “trus kita sekarang harus gimana sama Kevin?”tanyaku kepada citra. “sekarang dah tanggal 15 tiga hari lagi Kevin pasti di Taman ini nunggu Bella.” Lanjutku lagi. “David, aku gag tau, aku bingung. Aku juga harus menjalankan pesan terakhir Bella. Tanggal 18 ini akupun harus pergi ke Batam…………….nanti ku coba undur keberangkatanku.” Jawabnya. “Vid, kamu bantu aku ya nanti.” Lanjutnya kepadaku. “bantu apa?” tanyaku penasaran.” Ya bantu aku ketemu Kevin dan aku rasa kamu taulah harus bersikap seperti apa ngehadapin reaksi Kevin.” Jawab Citra. “ ya, pasti aku bantu kamu.” Jujur aku masih bingung akan bersikap seperti apa nanti, sekarang pun aku bingung dengan semua kejadian ini. Aku dan Citra sama sama bingung harus memulai dari mana menjelaskan semuanya ini kepada Kevin.

“Cit, citra dah siap blum?” tanyaku sambil mengetuk kamarnya. Iya, tunggu aku lagi bungkus sweater untuk Kevin.” Jawabnya dari balik pintu. “aku tunggu di bawah ya, cepetan kasihan Kevin mungkin dia dah lama nunggu.” Lanjutku dan aku pun bergegas menuju ke bawah dan menyalakan motorku. 10 menit kemudian Citra turun dengan bingkisan untuk Kevin. “vid, aku takut.” Katanya kepadaku. “sudahlah, ayo jalan.” Ajakku. Aku pun tidak berniat menancap gas motorku untuk cepat cepat sampai ke taman itu. Banyak hal yang berkecamuk didalam otakku. Akhirnya kami pun tiba dan Citra menunjuk ke seseorang di taman itu seraya berkata, “itu Kevin. Vid, aku deg2an nih.” Kami pun mendekati Kevin. Kevin memiliki tubuh yang tinggi dan tegap, setidaknya itu yang kulihat dari belakang. Citrapun mencolek pundaknya, Kevin berbalik dan tersenyum hendak memeluk Citra tapi ia langsung berhenti dan sangat terlihat jelas di wajahnya kebingungan. “loh Cit, pa kabar? Bella mana? Trus sama sapa? Pacar ya? Kenalin lah.” Tanya Kevin bertubi tubi. Lalu Citra menjawab, Hai, Vin. Aku baik baik aja, kenalin ni temen ku David.” Akupun berjabat tangan dengan Kevin. “ Kevin, aku bawa titipan dri Bella dan Bella gag bisa datang hari ini buat ketemu kamu di sini. “ucap Citra terbata bata. “Loh kenapa Cit? Bella lagi pulang ke Malang ya?” Tanya Kevin. “ ah, enggak dia gak pulang ke Malang dia masih di sini di Surabaya dan dia nunggu kamu tapi gak di taman ini Vin.” Lanjut Citra. “Trus dimana dong?” Tanya Kevin yang mulai penasaran.

“Gimana kalau kita langsung kesana aja.” Ajakku memecah kesunyian yang tiba tiba menghampiri percakapan kami. “Trus apa hubungannya sama kamu vid?” Tanya Kevin yang mulai emosi. “ Aku Cuma nemenin Citra aja. “ jawabku. “Yuk, mending kita jalan aja sekarang, kita naik taksi ke sana.” Ajak Citra kepada kami berdua. Kevin dan akupun mengikuti Citra dari belakang. Tuhan, bagaimana menjelaskan kepada Kevin kalo kami menuju ke pemakaman dan Bella sudah tiada. Aku kebingungan sendiri. Kevin pun mulai bingung ketika taksi yang kami tumpangi mulai memasuki are pemakaman. “ Citra, jangan ngerjain deh. Ngapain juga kita ke kuburan?” Tanya Kevin setengah menahan emosi. Tanpa sadar akupun meminta taksi berhenti,Citra kebingungan tapi menurut saja ketika aku mengajaknya turun,terlebih Kevin. Lalu aku mengajak mereka duduk di taman.

“Kevin, maaf ya.” Memecah keheningan. “kenapa?” Tanya Kevin. “Kevin, berat untuk bilang ini tapi Kevin…….”lanjut Citra terbata bata. “Kenapa Cit? Ngomong jangan setengah setengah dong.” Desak Kevin. “ Kevin..” lanjutku “Bella sudah meninggal.” Seketika itu juga Kevin berdiri dan menghantamku dengan kepalan tangannya, Citra menangis dan melerai kami. “CUKUP, cukup Kevin!” teriak Citra. “ Dia ngomong sembarangan Cit, aku gak kenal dia juga.” Teriak Kevin. “Kevin yang dibilang David itu benar adanya, Bella dah gag ada.” Isak Citra. Seketika itu juga Kevin ambruk ke tanah dan menangis seakan gak percaya, “Bohong!!Kalian Bohong!!pasti kalian mengatur semua ini karena benci dengan sikapku belakangan kepada Bella. Ya kan?” Akupun membantunya berdiri dan berkata, “Kevin, gak ada gunanya kami bohong. Sekarang kita ke makam Bella.” Kevin menurut dengan ajakanku dan air mata terjatuh dari matanya ketika ia membaca dan melihat photo Bella pada nisan didepannya. “ Bella, bella sayang, maafin aku…maafin aku sayang. Bella, Bella jangan pergi. Bella aku janji akan selalu sayang kamu, Bella.. BELLA……………………………………” isak Kevin di makam Bella. Setelah Kevin tenang aku dan Citra pun menjelaskan semuanya kepadanya tentang surat dan bunga juga tentang kematian Bella. Cerita itu semakin membuat Kevin menangis dan menyesali sikapnya yang acuh tk acuh terhadap Bella. “Bella maafkan aku, aku terlambat sayang, bodohnya aku mengikuti egoisku untuk tidak mengatakan kalau aku mencintaimu dan aku juga merindukanmu. Sekarang kamu pergi.”bisik Kevin.

Lama untuk membujuk Kevin agar mau pulang bersama kami. Dengan berbagai alasan akhirnya Kevin pun mau kami ajak pulang bersama. Di dalam taksi keheningan semakin terasa sehingga aku meminta kepada pak supir menyalakan radionya. Akupun sontak kaget mendengar lagu yang kami dengar dari radio itu dan yang pasti semakin menusuk hati Kevin..”If tomorrow never comes, does she know how much I love her? Did I try it every way to show her every day she’s my only one..Coz the love I give her in the past, wont be enough to last if tomorrow never comes. So tell someone that you love what you’re thinking of…If tomorrow never comes..”

Please do call or text message someone that you love right after u read this story…thank you for reading. Nublessin

Sunday, 24 April 2011

We are Cro Magnon..what is evolution of human??just to refresh our historical part.

Changes,  stages or  steps that taken places in human development for centuries  is Evolution.

Lucy found in Africa
01. early man------>northern ape/
Why early man called after northern apes?

- the similarities of  physical features of early man and apes.

- the way he walked just like an ape.

- had curved fingers.

- The first skeleton found in Africa named Lucy


homo habilis-invented simple stone tools

02. handy man----->homo habilis
Why they called as a handy man?

- they invented some simple stone tools

- they started to hunt for animals






Homo Erectus-made fie

03.upright man------>homo erectus
Why they called upright man?

- they started to walked on their two feet.

- improved stone tools

- invented fire




Neanderthals-Buried dead body

04. Neanderthals------> wise man
Why they called wise man?

- they hunt animals to live in the ice age

- had bigger brains than homo erectus

- were the first to bury their dead body





05.modern man------>cro-magnon / food gatherers
Why modern man?

Cro-magnon made spears to fish
- do you know that we are the modern man

- the modern man started to tame animals, storing foods, plantings, fishing

- civilization

- they invented tools like spears, perfect shaped knife





Which one was living in which era?

Old Stone Age, Middle Stone Age, New Stone Age, Copper Stone Age


Old Stone Age

  • the longest period of human development
  • simple stone tools invented
  • discovery of fire
  • learn how to cook
  • paint pics on caves' wall
  • make jewelery
  • develop their language


Middle Stone Age

  • mid stone age people lived 900 Before Common Era( Before Christ) in Ireland
  • didn't know how to tame animals and to farm animals land, but they learned how to tame animals like dog.
  • got food by hunting, fishing or gathering fruits
  • invented weapons like harpoons
  • stone tools were sharper and better
  • animals bones were used to kill


New Stone Age

  • called Neolithic period
  • Stone tools were sharped, polished, smooth with sharper edges
  • domesticated animals for wool, skin, transportation
  • they built mud houses and began to live in villages
  • grew crops
  • invented wheels by cutting logs of wood


Copper Stone Age

  • Called Challolithic period
  • made tools from copper metal
  • discovered bronze metal
  • made better houses and cities
  • produced more food and started storing crops
  • discovered iron metal to make stronger tools